Senin, 12 September 2016

Material Beton 2

Hello Bloggers setia.. Saya Michael Agung Sanjaya Siagian (15515003). Sekarang saya sedang duduk di bangku perkuliahan dengan jurusan Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung. Postingan beriut ini adalah bagian dari salah satu mata kuliah teknik kelautan yang sedang saya ambil sekarang yaitu “Bahan Bangunan Laut” dengan dosen yang mengajar ialah Alamsyah Kurniawan.

Untuk postingan kali ini, tentunya sejalan dengan postingan – postingan saya yang sebelumnya yaitu seputar material beton. Namun untuk postingan kali ini, akan dibahan beberapa karakteristik penilaian bahan penyusun beton berdasarkan beberapa standar nasional dan internasional.


Capaian Pembelajaran :
  • ·         Jenis agregrat
  • ·         Kurva Gradasi
  • ·         Analisis Saringan Agregat Kasar
  • ·         Kurva Gradasi Agregat Kasar
  • ·         Analisis Saringan Agregat Halus
  • ·         Kurva Gradasi Agregat Halus
  • ·         Modulus Kehalusan (fineness modulus)
  • ·         Contoh Data Hasil Analisa Saringan

·         Contoh perhitungan Modulus Kehalusan
  • ·         Pengaruh kekuatan agregat terhadap kekuatan beton
  • ·         Ukuran agregat maksimum
  • ·         Pengaruh ukuran maksimum agregat terhadap beton dengan jumlah kandungan semen yang berbeda
  • ·         Pengaruh kuat tekan dan jenis agregat terhadap ketahananan abrasi beton
  • ·         Sifat-sifat agregat beton
  • ·         Air Campuran Beton
  • ·         Admixture: Bahan Admixture untuk Beton, Mineral Admixture, Peningkatan kekuatan beton untuk beberapa variasi konsentrasi slag, Kegunaan admixture


Agregat

  • ·         Agregat dalam campuran beton berdasarkan ukurannya terdiri atas 2 jenis :

o   Agregat halus (pasir)
o   Agregat kasar (kerikil/batuan pecah)
  • ·         Agregat disebut Agregat kasar apabila memiliki ukuran lebih besar dari 4.75 mm (Standar ASTM) dan disebut agragat halus jika berukuran dibawah 4.75 mm
  • ·         Jenis – jenis agregat :

o   Berdasarkan sumbernya :
§  Alam : Kerikil dan pasir alami
§  Buatan : Bijih besi, terak tanur tinggi, fly ash
o   Berdasarkan beratnya :
§  Berat : berat volume beton > 2800 kg/m3
§  Normal : berat volume beton kisaran 2800 – 2500 kg/m3
§  Ringan : berat volume beton < 2000 kg/m3
o   Berdasarkan tekstur permukaannya :
§  Halus
§  Berbutir
§  Kasar
§  Berbentuk sarang lebah, dsb.
o   Berdasarkan bentuknya :
§  Bulat
§  Bersudut
§  Pipih
§  Pipih dan panjang, dsb.
Agregat kasar
·         Yang berasal dari alam, jenis batuan asalnya dibagi menjadi :
o   Batuan beku : Granit, Quartz-diorit, basalt, dll.
o   Batuan endapan : Dolomit, chert, batu kapur, dll.
o   Batuan metamorf : marmer, kuartsit, dll.
Kurva Gradasi
  • ·         Gradasi adalah distribusi dari ukuran agregat.

·        
  •        Dilakukan analisa saringan (sesuai standard) untuk mengetahui gradasi. Hasilnya biasanya disajikan secara grafis dalam kurva gradasi. (ASTM C 136-84a)
  •       Proses dalam pengujian analisa saringan :
  • ·         Sampel tanah yang didapat dari lapangan di oven dulu untuk menghilangkan kadar air yang terdapat di sampel tanah tersebut.
  • ·         Setelah di oven, Sample tanah di timbang untuk mendapatkan massa mula – mulanya.

·         

  •       Sample tanah dimasukkan ke dalam saringan yang sudah disusun mulai dari saringan teratas dengan ukuran filter yang paling besar sampai terkecil.
  • ·         Susunan saringan di getar – getarkan dengan alat getar sampai seluruh ukuran partikel tanah terbagi ke dalam ukuran – ukurannya masing – masing.
  • ·         Disusunlah datanya dalam sebuah table.
  • ·         Data dalam table di plotkan menjadi sebuah kurva gradasi dengan data yang diplotkan adalah persentase lolosnya saja.

·         Variasi distribusi gradasi dibedakan menjadi 3 jenis :
o   Gradasi sela : salah satu/lebih ukuran butir pada satu set saringan tidak ada
o   Gradasi menerus : dalam satu set saringan agregat memiliki semua ukuran butiran dan terdistribusi dengan baik.
o  


Gradasi seragam : jika dalam satu set saringan, agregatnya mempunyai ukuran yang sama.

 
 



Modulus kehalusan (fineness modulus)

  • ·         Adalah indeks yang dipakai untuk mengukur kehalusan atau kekerasan agregat.

o   Jumlah persen kumulatif dari butir agregat yang tertinggal diatas satu set saringan.
o   Memberi indikasi kemungkinan perilaku campuran beton pada suatu gradasi tertentu.
o   Juga dipakai sebagai dasar untuk mencari perbandingan dari suatu campuran agregat.

Jadi, Modulus kehalusan agregat halus = 283/100 = 2.83
Pengaruh kekuatan agregat terhadap kekuatan beton.
  • ·         Ukuran agregat mempengaruhi kuat tekan beton.
  • ·         Untuk memperoleh campuran beton dan kualitas beton yang baik, maka gradasi agregatnya harus menerus.

o   Campuran beton terdiri dari variasi berbagai ukuran agregat.
o   Agregat harus terdistribusi dengan baik.
o   Sehingga terjadi interlocking yang baik.
  • ·         Kekuatan beton dipengaruhi oleh karakteristik lekatan agregat dengan mortar semen dan karakteeristik kandungan mineral agregat.
  • ·         Semakin tinggi nilai Mod. Elastisitas agregat, Semakin tinggi kekuatan betonnya
  • ·         Kekuatan agregat dipengaruhi oleh :

o   Lekatan antar partikel
o   Porositas agregat
o   Komposisi bahan pembentuknya.
o   Kekuatan beton pada umumnya lebih rendah dari kekuatan agregat pembenuknya.
  • ·         Beton mutu tinggi (> 60Mpa), keruntuhan biasanya terjadi karena kegagalan lekatan antara pasta semen dan agregat.
  • ·         Beton mutu tinggi harus menggunakan agregat yang memiliki karakteristik daya ukat yang kuat dengan mortar semen baik secara kimia maupun fisik.
  • ·         Kekuatan ikatan pasta semen dengan
  • ·         agregatnya pada zona transisi (Zona transisi (interface antara pasta semen dan agregat), adalah bagian yang terlemah dalam mortar, zona transisi strukturnya lebih berpori-pori dibandingkan dengan struktur pasta semen disekitarnya. )merupakan faktor utama yang menentukan daya tahan abrasi untuk beton pada daerah splashing.
  • ·         Terlepasnya ikatan antara agregat kasar dengan pasta semen merupakan kegagalan struktur yang umum terjadi pada daerah splashing.
  • ·         Ukuran, bentuk serta sifat-sifat fisik dan kimiawi agregat amat mempengaruhi karakteristik zona transisi termasuk pembentukan microcracking pada zona transisi, microcracking sendiri merupakan penyebab utama tingginya tingkat permeabilitas pada beton.


Ukuran Agregat Maksimum
  • ·         Semakin besar ukuran agregat semakin kecil kebutuhan airnya → meningkatkan kekuatan
  • ·         Untuk agregat > 38.1 mm, walaupun kekuatan meningkat tapi daerah lekatan berkurang, sehingga terjadi penurunan kekuatan
  • ·         Agregat > 40 mm → risiko segregasi
  • ·         Pembatasan struktural (ACI 318 dan PBI, 1989) → penulangan dan pemadatan




Pengaruh ukuran maksimum agregat terhadap beton dengan jumlah kandungan semen yang berbeda.       

Persyaratan agregat untuk campuran beton
  • ·         Tidak boleh bersifat reaktif
  • ·         Susunan gradasinya memenuhi persyaratan yang telah disepakati
  • ·         Tidak mengandung bahan – bahan yang berpengaruh buruk pada beton
  • ·         Kekerasan dan soundness agregat memenuhi syarat yang diterapkan

Agregat adalah bahan tambahan yang turut menjadi campuran beton. Agregat terdiri dari dua jenis berdasarkan ukuran, yaitu :
  • .      Agregat halus (pasir) dan
  •     Agregat kasar (kerikil/batuan pecah).

Menurut ASTM ( American System for Teting Material ), agregat kasar adalah agregat yang memiliki ukuran lebih besar dari 4,75 mm. Sedangakan agregat halus memiliki ukuran kecil sama dengan 4,75 mm.

Beberapa Standar yang dipakai dalam uji Agregat adalah
  • .       SNI = Standar Nasional Indonesia
  • .       ASTM = American System for Teting Material
  • .       AS = Australian Standart

Uji Agregat
Sifat – Sifat
Agregat
Keutamaan
Pengujian
Persyaratan
Gradasi (Distribusi ukuran)
Kelecakan dan ekonomis
Distribusi ukuran
partikel dengan
penyaringan kering
(SNI 03-1968-1990)
(ASTM C136-1992)
Agregat halus:
Memenuhi batas-batas
yang ditetapkan dan variasinya
tidak melebihi deviasi yang diijinkan.
(ASTM C33-90)
Agregat kasar:
Memenuhi batas-batas yang
ditetapkan dan variasinya tidak
melebihi deviasi yang diijinkan.
(ASTM C33-90)
Abrasi
Indeks mutu;
terutama untuk
platform bongkar
muat, perkerasan
SNI 03-2417-2008
(ASTM C131-1989)
Agregat Kasar ≤ 40%
(ASTM C33-90)
Soundness
(Kekekalan)
Kekuatan dan durabilitas
SNI 03-3407-2008)
(ASTM C88-1990)
Agregat Halus ≤ 10%
Agregat Kasar ≤ 12%
(ASTM C33-90)
Reaktifitas reaksi agregat alkali
Stabilitas kimiawi beton
Reaktifitas alkali
potensial dengan metode
mortar bar
(ASTM C227-1990)
Ekspansi prisma uji kurang
dari 0,13% pada umur 3
bulan atau 0,10% pada
umur 6 bulan (AS 2758.1)


Reaktifitas potensial
agregat (metoda kimia)
(ASTM C289-1987)
Masuk dalam batasan
Daerah yang tidak
berbahaya pada kurva
reduksi alkalinitas vs
silika larut (ASTM C289-
1987)
Reaktifitas kotoran dan material berbahaya
Pengerasan beton
Kotoran organik selain
dari gula ASTM C40-
92 (SNI 03-2816-1992)
Warna yang dihasilkan dari
pengujian tidak boleh terlalu
pekat dari warna standard
dari zat referensi (ASTM
C40-92)


Gula (AS 1141, section
35)
Jumlah gula dalam agregat
kurang dari 1 bagian dalam
10000 (100 ppm) (AS
2758.1)

Kecelakaan dan control air campuran
Material lebih halus
dari 75 µm
(Saringan No. 200)
dalam agregat
(dengan metoda
pencucian) ASTM
C117-90 (SNI 03-
4142-1996)
Agregat Kasar:
Kuantitas material halus kurang dari 75µm
tidak boleh lebih dari 1%.
Agregat Halus:
Kuantitas material halus kurang dari 75µm
tidak boleh lebih dari 5% (ASTM C33-90)

Kekuatan
Partikel ringan (AS
1141, section 31)
(SNI 03-3416-
1994) (ASTM C123-
1990)
Kecuali agregat ringan, material dengan
kerapatan partikel kurang dari 2000 kg/m3
tidak boleh melebihi 0,5% dari massa
dalam agregat kasar dan 1% dari massa
agregat halus
Reaktifitas garam – garam yang dapat larut
Stabilitas kimiawi beton

Agregat yang mengandung garam sulfida
atau sulfat dalam proporsi yang
menghasilkan kadar sulfat beton melebihi
5% dari masa semen portland tidak dapat
digunakan.
Agregat yang mengandung garam-garam
khlorida dalam proporsi yang menghasilkan
kadar khlorida total pada beton melebihi
0.4% dari masa semen tidak dapat
digunakan (AS 2758.1)

Air Campuran Beton
Air tidak memenuhi syarat sebagai air campuran beton, jika :
  • ·         Kekuatan tekan beton pada umur 7 dan 28 hari < 90% kekuatan beton yang menggunakan air standar. (BS 3148:1980)
  • ·         Perbedaan waktu pengikatan awal campuran beton > 30 menit dibanding waktu pengikatan awal beton yang menggunakan air standar. (BS 3148:1980)


Aspek
Komentar
Persyaratan Spesifikasi AS 1379
Solid dalam suspense
Jika kandungan solid dalam air melebihi 2000
ppm, disarankan untuk diadakan pengujian.
Total solid yang larut, dibatasi maksimum 3000mg/L
Bahan organic
Berpengaruh kurang baik pada kekuatan
Dapat mencegah setting (khususnya gula)
Rumput laut dalam air dapat menyebabkan kuat
tekan beton menurun secara signifikan.
Gula, dibataso maksimum 100mg/L
Garam – garam klorida yang larut
Dapat mempercepat waktu setting (waktu yang diperlukan
sejak pertama adukan beton ditambah air sampai
reaksi semen air mulai mengeras)
tapi mengurangi kekuatan jangka panjang
Merusak durabilitas jika digunakan pada beton bertulang dan beton
prategang
Khlorida (CL-), dibatasi maksimum 500
mg/L
Garam – garam sulfat yang larut
Biasanya tidak berpengaruh signifikan jika
konsentrasinya < 1000 ppm
Sulfat (SO3) dibatasi maksimum 800
mg/L
Alkali karbonat dan bikarbonat larut
Campuran sodium karbonat sampai 2000 ppm
masih aman. Pengujian disarankan jika kadar
alkali karbonat melebihi 1000 ppm.
Mempengaruhi waktu ikat dan kekuatan, dapat
memicu reaksi alkali agregat pada beton.
Sodium ekivalen, dibatasi maksimum 300
mg/L
Air asam
Air yang sedikit asam bukan merupakan suatu
masalah (semen bersifat alkalin tinggi yang
dapat menetralisir asam) tetapi material yang
menyebabkan keasaman dapat menjadi
masalah (contohnya sulfida, bahan-bahan
organic yang membusuk, dll.)
PH > 5.0
Sulfida (S) ≤ 100 mg/L

Slump-test adalah salah satu metoda yang dipakai dalam suatu uji untuk kekenyalan beton dalam kondisi basah.

Deskripsi workabilitas dan nilai slump

Slump yang disyaratkan untuk berbagai konstruksi (ACI)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar