Senin, 05 September 2016

Material Beton

1. PENDAHULUAN

Capaian :
  • Pengertian Beton
  • Beton dan Beton Bertulang
  • Keuntungan Penggunaan Beton Bertulang untuk Material Struktur
  • Kerugian Penggunaan Beton Bertulang untuk Material Struktur
  • Kriteria-kriteria agar beton yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik

BETON

Komposisi Beton

Beton dan Beton Bertulang
  • Beton adalah campuran pasir, kerikil atau batu pecah, semen, dan air.
  • Bahan lain (admixtures) dapat ditambahkan pada campuran beton untuk meningkatkan workability, durability, dan waktu pengerasan.
  • Beton mempunyai kekuatan tekan yang tinggidan kekuatan tarik yang rendah.
  • Beton dapat retak karena adanya tegangan tarik akibat beban, susut yang tertahan, atau perubahan temperatur.
  • Beton bertulang adalah kombinasi dari beton dan baja, dimana baja tulangan memberikan kekuatan tarik yang tidak dimiliki beton. Baja tulangan juga dapat memberikan tambahan kekuatan tekan pada struktur beton.




Keuntungan pengunaan Beton Bertulang untuk Material Struktur :
  • Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi dibandingkan kebanyakan material lain.
  • Cukup tahan terhadap api dan air.
  • Mudah dan relatif murah dalam pemeliharaannya.
  • Sangat kaku.
  • Umur bangunan yang panjang.
  • Mudah diproduksi, karena terbuat dari bahan-bahan yang tersedia di lokal seperti batu pecah/kerikil, pasir dan air, dan sebagian bahan didatangkan dari tempat lain seperti semen dan baja tulangan.
  • Tersedia dalam berbagai bentuk elemen struktur seperti balok, kolom, pelat, dan cangkang.
  • Ekonomis.
  • Tidak memerlukan tenaga kerja yang dilatih khusus.

Kerugian Penggunaan Beton Bertulang untuk Material Struktur :
  • Mempunyai kekuatan tarik yang rendah (berkisar antara 9-15% kuat tekannya) sehingga memerlukan baja tulangan untuk menahan tarik.
  • Memerlukan cetakan/bekisting serta formwork sampai beton mengeras, yang biayanya bisa cukup tinggi.
  • Struktur umumnya berat karena kekuatan yang rendah per unit berat.
  • Struktur umumnya berdimensi besar karena kekuatan yang rendah per unit volume.
  • Properties dan karakteristik beton bervariasi sesuai dengan proporsi campuran dan proses mixing.
  • Berubah volumenya sejalan dengan waktu (adanya susut dan rangkak).

Kriteria-kriteria agar beton yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik.

Pertama, kriteria yang harus dipenuhi pada saat beton tsb masih dalam keadaan basah (beton segar/fresh concrete) :

  • konsistensi campuran sedemikian sehingga adukan tsb dapat dipadatkan dengan mudah,
  • selain itu adukan juga cukup kohesif untuk ditempatkan/dicor sehingga tidak terjadi segregasi (pemisahan kerikil) yang berakibat pada saat beton tsb mengeras diperoleh beton yang tidak homogen.
Kedua, kriteria-kriteria yang harus dipenuhi pada saat beton tsb sudah mengeras (hardened concrete):
  • kekuatan tekan beton
  • durabilitas beton tsb harus sesuai dengan yang disyaratkan.

2. SIFAT MEKANIK BETON

Capaian :
  • Memahami sifat mekanik beton.
Sifat Mekanik Beton :
  • Kekuatan tekan
  • Modulus Elastisitas
  • Susut (Shrinkage)
  • Rangkak (Creep)
  • Kekuatan tarik


Kekuatan Tekan (fc’)



  • Kuat tekan beton hampir selalu dijadikan acuan dalam perencanaan suatu campuran beton.
  • Masih banyak yang beranggapan beton dengan kekuatan tinggi pasti memiliki karakteristik lain yang baik juga, seperti misalnya durabilitas yang tinggi.
  • Hal ini tidak sepenuhnya benar, karena durabilitas lebih ditentukan dari permeabilitas dan karakteristik selimut betonnya.
  • Walaupun demikian, kekuatan beton bisa memberi gambaran keseluruhan kualitas beton tsb karena kekuatan terkait langsung dengan struktur hidrasi dari pasta semennya.
  • Kekuatan tekan beton juga merupakan elemen kinerja utama untuk perencanaan struktural.

  • Ditentukan berdasarkan tes benda uji silinder beton (ukuran 15 x 30 cm) usia 28 hari
  • Secara umum di gunakan sebagai parameter kontrol yang menjadi ukuran bagi kualitas beton.
  • Dipengaruhi oleh:
    • Perbandingan air/semen (water/cement ratio)
    • Tipe semen
    • Admixtures/bahan tambahan
    • Agregat
    • Kelembaban selama curing/perawatan (yaitu: pada waktu beton baru saja mulai mengeras)
    • Temperatur selama curing
    • Umur beton
    • Kecepatan pembebanan

Kurva Tegangan Regangan Beton

  • Tipikal kurva tegangan-regangan beton


OOT

Kurva Tegangan-regangan baja






Kekuatan Tekan Beton :
• Dua faktor utama yang menentukan kekuatan tekan beton adalah :
  1. perbandingan air semen (w/c ratio) dan
  2. tingkat kepadatan/kekompakan beton.
• Jika diasumsikan bahwa beton tidak memiliki masalah kekompakan/ kepadatan, maka faktor utama yang menentukan kekuatan beton adalah perbandingan air semen.

Ilustrasi : Pada hari ke-28
Jikalau air 0.4 bagian, semen 1 bagian > kuat tekan beton tersebut ± 59 Mpa atau ± 8500psi


Hubungan antara kuat tekan beton dengan perbandingan air semen



  • Semakin rendah nilai perbandingan air semen, semakin tinggi 
    kekuatannya, 
    tetapi beton dengan nilai perbandingan air semen yang rendah tidak 
    selalu memiliki kekuatan yang tinggi, 
    karena pada nilai perbandingan air semen yang rendah, kekuatan beton 
    lebih ditentukan dari jenis dan tingkat pemadatannya.
  • Untuk mengatasi kesulitan pengerjaan dan pemadatan campuran 
    beton yang memiliki nilai perbandingan air semen yang rendah maka 
    ditambahkan admixture (superplasticizer) yang bersifat menambah 
    keenceran.
  • Perbandingan air semen mempengaruhi struktur pori beton.
  • Beton dengan w/c ratio yang rendah mempunyai poripori yang lebih kecil dibanding beton dengan w/c ratio yang tinggi. Pori-pori yang tinggi/besar akan mengurangi kekuatan tekan beton.

  • Beberapa jenis semen:
    • Tipe I (semen biasa/normal): tidak memiliki karakteristik spesial, digunakan untuk konstruksi biasa
    • Tipe II (semen panas sedang): digunakan pada lingkungan yang terekspos sulfat dengan kadar yang sedang
    • Tipe III (semen cepat mengeras): digunakan ketika suatu struktur membutuhkan kekuatan awal yang tinggi.
    • Tipe IV (semen panas rendah): Digunakan untuk struktur yang memerlukan panas hidrasi rendah (struktur masif: dam, bendungan, dll)
    • Tipe V (semen tahan sulfat): Digunakan untuk lingkungan yang memiliki kadar sulfat yang tinggi (footing, basement walls, etc).
  • Jenis semen yang sering digunakan sekarang ini adalah: ‘blended portland cement’. Disini disainer dapat menentukan sendiri campuran semen yang diinginkan.
Hubungan antara kuat tekan beton dengan jenis semen


Pertambangan kekuatan beton dengan w/c ratio 0.49 yang terbuat dari lima tipe semen yang berbeda

Kuat Tekan dan Umur Beton

  • Kuat tekan beton akan meningkat dengan bertambahnya waktu. Yang digunakan sebagai ukuran kuat tekan beton adalah kekuatannya pada umur 28 hari.
  • Untuk beton yang dibebani pada umur yang masih sangat muda, jika beton tsb cukup kuat maka kekuatan beton tsb masih dapat meningkat.

Kuat Tekan dan Temperatur Curing


Efek dari temperatur pada saat curing terhadap kekuatan beton ditunjukkan pada gambar disamping (perbandingan air semen: 0.41)

Faktor - faktor lain yang menentukan kekuatan beton :
  • perbandingan semen terhadap agregat
  • gradasi, tekstur permukaan, bentuk, kekuatan dan kekakuan agregat kasar
  • ukuran maksimum agregat kasar.
  • Menurut penelitian Walker dan Bloem (1960) kekuatan beton merupakan hasil dari:
    • kekuatan mortar semen
    • lekatan antara mortar semen dengan agregat kasar
    • kekuatan agregat kasar.


Modulus Elastisitas, Ec

  • Modulus elastisitas beton adalah konstanta elastis dari material beton yang besarnya dapat ditentukan dari kurva hubungan tegangan-regangan yang merupakan kemiringan atau tangen dari kurva tsb.
  • Modulus awal, yaitu slope atau kemiringan kurva tegangan regangan di titik awal kurva (Ec)
  • Modulus tangen, yaitu slope atau kemiringan di suatu titik singgung (tangen point)pada kurva tegangan regangan, misalkan pada kekuatan 50% dari kekuatan ultimate.
  • Modulus secan, yaitu garis yang menghubungkan titik awal kurva dengan titik lain pada kurva, misal titik dengan tegangan 0.5 fc’.
Kurva tegangan-rengan untuk beberapa nilai kuat tekan beton.

  • Modulus elastisitas yang tinggi berarti kekakuan beton tsb tinggi, sedang modulus elastisitas yang rendah berarti beton tsb bersifat lebih ductile
  • Modulus elastisitas beton (berat normal) bervariasi antara 20000 sampai 30000 MPa, tergantung dari kuat tekannya. Modulus elastisitas juga dipengaruhi oleh karakteristik bahan penyusunnya terutama modulus elastisitas dari agregat kasarnya
  • Nilai Modulus Elastisitas:

Susut (Shrinkage)
  • Susut didefinisikan sebagai perubahan (penurunan) volume yang tidak berhubungan dengan beban. Tingkat susut pada beton berbanding lurus dengan faktor air semennya dan berbanding terbalik dengan ukuran agregat kasarnya.
  • Pada saat adukan beton mengeras, sebagian dari air akan menguap. Akibatnya beton akan menyusut dan retak
  • Retak dapat mengurangi kekuatan elemen struktur, dan dapat menyebabkan baja tulangan terbuka sehingga rawan terhadap korosi.
  • Susut berlangsung pada waktu yang lama, tetapi 90% terjadi pada tahun pertama.
  • Semakin luas permukaan beton yang terbuka, semakin tinggi tingkat susut yang terjadi.
  • Besarnya susut tergantung dari komposisi beton, yaitu a.l. kandungan air, volume dan jenis agregat kasar serta jenis semen.
  • Untuk mengurangi susut:
    1. Gunakan air secukupnya pada campuran beton
    2. Permukaan beton harus terus dibasahi selama pengeringan berlangsung (curing)
    3. Pengecoran elemen besar (plat, dinding, dll) dilangsungkan secara bertahap
    4. Gunakan sambungan struktur untuk mengontrol lokasi retak
    5. Gunakan tulangan susut
    6. Gunakan agregat yang padat dan tidak berongga (porous)
Rangkak (Creep)

Rangkak didefinisikan sebagai peningkatan regangan dengan bertambahnya waktu pada kondisi tegangan yang konstan. Pada struktur beton bertulang, rangkak akan menimbulkan deformasi yang permanen.
  • Pada saat struktur dibebani, deformasi elastis akan langsung terjadi pada struktur.
  • Pada saat mengalami beban ini, beton akan terus berdeformasi sejalan dengan waktu. Deformasi tambahan ini disebut dengan rangkak atau plastic flow.
  • Jika beban terus bekerja, deformasi akan terus bertambah, hingga deformasi akhir dapat mencapai dua atau tiga kali deformasi elastis.
  • Jika beban dipindahkan, struktur akan kehilangan deformasi elastisnya, tetapi hanya sebagian kecil dari deformasi tambahan/ rangkak yang akan hilang.
  • Sekitar 75% dari rangkak terjadi pada tahun pertama.

Kekuatan Tarik
  • Kuat tarik beton hanya berkisar antara 9-15% dari kuat tekannya, tergantung dari jenis test yang digunakan ketika pengujian.
  • Kekuatan tarik (modulus of rupture): 
  • Kekuatan tarik belah – split test (tensile flexural strength): 

Karakteristik Bahan Penyusun Beton
  • Telah disebutkan sebelumnya bahwa beton merupakan campuran dari beberapa material.
  • Karena beton merupakan suatu komponen yang dihasilkan dari interaksi mekanis dan kimiawi dari material-material pembentuknya, maka sifat beton baik pada saat belum mengeras (fresh concrete) maupun pada saat sudah mengeras (hardened concrete), amat dipengaruhi oleh karakteristik bahan penyusunnya.
  • Oleh sebab itu, untuk memahami sifat beton, perlu dipelajari karakteristik dari masing-masing material penyusunnya.


3. SEMEN

Capaian :
  • Semen Portland
  • Senyawa utama dari semen portland
  • Limit umum komposisi oksida dari semen Portland
  • Pengaruh dari perubahan komposisi oksida terhadap komposisi senyawa semen
  • Pola pembentukan dan hidrasi semen portland
  • Panas hidrasi
  • Kehalusan Semen

Semen Portland

Sejarah Nama
  • Semen pada awalnya merupakan hasil percampuran batu kapurdan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli,dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu dinamai pozzuolana.
  • Kata semen sendiri berasal dari caementum (bahasa Latin),yang artinya kira-kira "memotong menjadi bagianbagian kecil takberaturan".
  • Meski sempat populer di zamannya, nenek moyang semen madein Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi,sekitar abad pertengahan (tahun 1100 - 1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari sejarah.
  • Kemudian pada abad ke-18 (atau sekitar tahun 1700-an M), John Smeaton insinyur asal Inggris,menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonandengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menarasuar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris.
  • Tetapi, bukan Smeaton yang akhirnyamematenkan proses pembuatan cikal bakal semen ini. Joseph Aspdin, juga insinyur berkebangsaan Inggris, pada 1824 mengurus hak patenramuan, yang kemudian dia sebut semen portland. Dinamai begitu karena warnahasil akhir olahannya mirip tanah liat PulauPortland, Inggris.
  • Hasil rekayasa Aspdin inilah yang sekarang banyak terdapat di toko-toko bangunan.
  • Semen portland adalah salah satu jenis semen hidrolik yang paling banyak digunakan untuk pekerjaan konstruksi beton, sedang yang dimaksud dengan semen hidrolik adalah semen yang akan mengeras jika bereaksi dengan air dan mempunyai kemampuan mengikat.
  • Bahan utama (raw materials) penyusun semen portland adalah kapur (CaO), silika (SiO2) serta oksida besi dan aluminium (Fe2O3 dan Al2O3).

Proses Pembuatan Semen



Bahan Baku

  • Bahan baku pembuatan semen yaitu:
    1. Batu Kapur, Susunan batu-batuan yang mengandung 50 % CaCO3. Lebih sering disebut Lime Stone.
    2. Tanah Liat (Clay), Tanah liat mempunyai rumus kimia 2SiO3.2H2O (kaolinite).
  • Bahan tambahan pembuatan semen:
    1. Pasir besi (Fe2O3) atau Copper Slag (Fe.SiO3,Ca2Fe, CuO)
    2. Pasir silika (SiO2)
    3. Limestone High Grade (CaCO3).





Senyawa utama dari semen portland


Selain 4 senyawa utama diatas, semen portland juga mengandung senyawasenyawa lain dalam jumlah kecil, seperti: MgO, TiO2, Mn2O3, K2O dan Na2O. Diantara senyawa minor tsb, dua senyawa minor yang harus menjadi perhatian adalah K2O (0.5- 1.2%) dan Na2O (0.2-0.4%), senyawa ini disebut alkalis, bisa merusak bila melebihi kadarnya.

Limit umum komposisi oksida dari semen portland



Pengaruh dari Perubahan Komposisi oksida terhadap



Hidrasi semen portland

  • Hidrasi adalah reaksi yang terjadi saat semen dicampur dengan air.
  • Pada proses hidrasi terjadi reaksi kimia antara mineral semen dengan air, membentuk produk hidrasi yang membuat semen memiliki kemampuan mengikat. Proses hidrasi terjadi secara simultan antara komponen- komponen mineral yang terkandung dalam semen tapi dengan laju yang berbeda-beda.
Pola pembentukan dan hidrasi semen portland


  • Komposisi C3S dan C2S jumlahnya antara 70%- 80% dari berat semen dan merupakan komponen utama dalam semen, kedua senyawa inilah yang menentukan sifat fisika dari semen dalam proses hidrasi.
  • Senyawa C3S jika terkena air akan cepat bereaksi dan menghasilkan panas. Senyawa C2S lebih lambat bereaksi dengan air dan hanya berpengaruh terhadap semen setelah umur 7 hari. C2S memberikan ketahanan terhadap serangan kimia dan mempengaruhi susut terhadap pengaruh panas akibat lingkungan.
  • Reaksi hidrasi
  • Dari reaksi hidrasi dapat dilihat bahwa C3S dan C2S memerlukan air dengan jumlah yang hampir sama (masing-masing 24% dan 21% dari beratnya) untuk bereaksi, tetapi C3S membebaskan kalsium hidroksida hampir dua setengah kali lipat besarnya dari yang dibebaskan C2S.
  • Jika kandungan C3S lebih banyak maka akan terbentuk semen dengan kekuatan awal yang tinggi serta panas hidrasi yang tinggi pula, sedangkan
  • jika kandungan C2S lebih banyak maka akan terbentuk semen dengan kekuatan awal yang rendah tapi memiliki ketahanan yang tinggi terhadap serangan kimia.
  • Senyawa ketiga, C3A walaupun jumlahnya relatif kecil tetapi pengaruhnya terhadap perilaku dan karakteristik semen menarik untuk diketahui. C3A bereaksi amat cepat dengan air dan menyebabkan pasta semen mengeras dengan cepat, fenomena ini sering disebut dengan flash set. Bahayanya semen bisa pecah kalau diserang garam sulfat dari laut.
  • Untuk meghindari hal ini, maka ditambahkan gypsum pada saat proses pembuatan semen. Jumlah gypsum yang ditambahkan harus sedemikian sehingga setelah semua gypsum bereaksi hanya tersisa sedikit C3A. Kelebihan gypsum akan menyebabkan ekspansi yang mengakibatkan gangguan pada pasta semen.
  • Panas hidrasi :
    • Adalah panas yang timbul pada saat proses hidrasi, dinyatakan dalam kalori/gram.
    • Panas hidrasi terlalu tinggi dapat menyebabkan keretakan thermal → merupakan masalah bagi struktur beton berukuran besar atau yang memiliki kandungan semen yang tinggi.

Pengaruh temperatur lingkungan terhadap panas hidrasi setelah 72 jam


Panas hidrasi yang dihasilkan dari senyawa utama semen

  • Total panas yang dihasilkan bergantung pada komposisi semennya
  • Untuk memperoleh jenis semen yang sesuai untuk suatu pekerjaan tertentu, perlu diketahui karakteristik panas hidrasi yang akan dihasilkan.
  • Panas hidrasi dapat dikurangi dengan membatasi kandungan semen serta kontrol komposisi semen (misalnya, mengurangi kandungan C3A dan C3S) serta kontrol kehalusan semen.
  • Kehalusan Semen
    • Laju hidrasi bergantung pada kehalusan semen, makin tinggi kehalusan semen, makin cepat laju hidrasinya dan makin cepat pengembangan kekuatan awal beton
    • Kehalusan semen yang tinggi akan mengurangi bleeding, yaitu naiknya air campuran ke permukaan
    • Tapi kehalusan semen yang tinggi juga akan menyebabkan pasta semen mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk mengalami susut dan retak-retak.

Jenis Semen Portland

  • Ada beberapa jenis semen berdasarkan komposisinya (ASTM C-150):
    • Tipe I (semen biasa/normal)
      • Kandungan C3S 45-55%
      • Kandungan C3A 8-12%
      • Kehalusan -> 350 -400 m2/kg
    • Tipe II (semen panas sedang):
      • Kandungan C3S 45-55%
      • Kandungan C3A 5-7%
      • Kehalusan -> 300 m2/kg
        • Ketahanan terhadap sulfat cukup baik
        • Panas hidrasi tidak tinggi
    • Tipe III (semen cepat mengeras):
      • Kandungan C3S >55%
      • Kandungan C3A >12%
      • Kehalusan -> 500 m2/kg
        • Laju pengerasan awal tinggi
        • Untuk rasio air semen yang sama, penggunaan semen tipe III akan menghasilkan kuat tekan 28 hari yang lebih rendah dengan penggunaan semen tipe 1
        • Tidak baik untuk beton mutu tinggi
    • Tipe IV (semen panas rendah):
      • Kandungan C3S maks 35%
      • Kandungan C3A maks 7%
      • Kandungan C2S 40-50%
      • Kehalusan butir lebih kasar dari tipe I ; Digunakan bila menginginkan panas hidrasi yang rendah
    • Tipe V (semen tahan sulfat):
      • Kandungan C3S 45-55%
      • Kandungan C3A <5%
      • Kehalusan -> 300 m2/kg
      • Panas hidrasi rendah
      • Ketahanan terhadap sulfat tinggi
      • Laju pengerasan rendah
  • Istilah fisik dalam proses hidrasi
    • Setting/waktu pengikatan, Waktu ikat adalah waktu yang diperlukan oleh semen untuk mengeras dari saat bereaksi dengan air sampai menjadi pasta semen hingga cukup kaku menahan tekanan. Waktu ikat dibagi 2 tahap:
      1. waktu ikat awal, dimulai pada saat pasta semen kehilangan workabilitasnya tapi belum benar-benar mengeras
      2. waktu ikat akhir, menandakan saat ketika pasta semen baru saja mengeras seluruhnya. Saat ini juga merupakan awal dari proses pengembangan kekuatan beton
    • Waktu ikat awal yang panjang dibutuhkan bila pelaksanaan pekerjaan beton membutuhkan waktu cukup lama sebelum bisa ditempatkan pada cetakannya, selama itu campuran beton dijaga untuk tidak kehilangan workabilitasnya.
    • Dua senyawa semen yang paling cepat bereaksi dengan air adalah C3A dan C3S, reaksinya akan menentukan waktu ikat awal.

Jenis Semen Lainnya

WATER PROOFED CEMENT
  • Water proofed cement adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan “Water proofing agent”, dalam jumlah yang kecil seperti : Calcium, Aluminium, atau logam stearat lainnya.Semen ini banyak dipakai untuk konstruksi beton yang berfungsi menahan tekanan hidrostatis, misalnya tangki penyimpanan cairan kimia.
WHITE CEMENT (SEMEN PUTIH)
  • Semen putih dibuat umtuk tujuan dekoratif, bukan untuk tujuan konstruktif. Pembuatan semen ini membutuhkan persyaratan bahan baku dan proses pembuatan yang khusus, seperti misalnya bahan mentahnya mengandung oksida besi dan oksida manganese yang sangat rendah (dibawah 1 %).
HIGH ALUMINA CEMENT
  • High Alumina cement dapat menghasilkan beton dengan kecepatan pengerasan yang cepat dan tahan terhadap serangan sulfat, asam akan tetapi tidak tahan terhadap serangan alkali. Semen tahan api juga dibuat dari High Alumina Cement, semen ini juga mempunyai kecepatan pengerasan awal yang lebih baik dari semen Portland tipe III. Bahan baku semen ini terbuat dari batu kapur dan bauxite, sedangkan penggunaannya aseperti Heat resistance concrete, Corrosion resistance concrete
SEMEN ANTI BAKTERI
  • Semen anti bakteri adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan “anti bacterial agent” seperti germicide. Bahan tersebut ditambahkan pada semen Portland untuk “Self Desinfectant” beton terhadap serangan bakteri dan jamur yang tumbuh. Sedangkan sifat-sifat kimia dan fisiknya hampir sama dengan semen Portland tipe I. Penggunaan semen anti bakteri antara lain :
    • Kamar mandi
    • Kolam-kolam
    • Lantai industri makanan
    • Keramik
    • Bangunan dimana terdapat jamur pathogenic dan bakteri
OIL WELL CEMENT
  • Oil well cement adalah semen Portland semen yang dicampur dengan bahan retarder khusus seperti asam borat, casein, lignin, gula atau organic hidroxid acid. Fungsi dari retarder disini adalah untuk mengurangi kecepatan pengerasan semen, sehingga adukan dapat dipompakan kedalam sumur minyak atau gas.
  • Pada kedalaman 1800 sampai dengan 4900 meter tekanan dan suhu didasar sumur minyak tinggi. Karena pengentalan dan pengerasan semen itu dipercepat oleh kenaikan temperature dan tekanan, maka semen yang mengental dan mengeras secara normal tidak dapat digunakan pada pengeboran sumur yang dalam.
  • Semen ini masih dibedakan lagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan API Spesification 10 1986, yaitu :

BLENDED CEMENT (SEMEN CAMPUR)

Semen campur dibuat karena dibutuhkannya sifatsifat khusus yang tidak dimiliki oleh semen portland. Untuk mendapatkan sifat khusus tersebut diperlukan material lain sebagai pencampur.Jenis semen campur :
  • Semen Portland Pozzolan (SPP)
  • Portland Blast Furnace Slag Cement
  • Semen Mosonry
  • Semen Portland Campur (SPC)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar